Beberapa Pemira Fakultas Kembali Hadirkan Paslon Tunggal
Laksana tahun lalu. ajang demokrasi kampus kali ini, kembali diwarnai dengan munculnya beberapa paslon tunggal di sejumlah fakultas. Sebut saja FH, FEB serta FIKES, lantas menunjukkan kurangnya antusiasme serta sosialisasi dalam pemira tahun ini.
Aspirasionline.com – Pemilihan Raya (pemira) sebagai ajang regenerasi kembali berlangsung di lingkungan UPNVJ. Berbeda dengan suasana pesta demokrasi di tingkat universitas yang menghadirkan dua pasangan calon (paslon) untuk saling berkompetisi, pemilihan calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) justru laksana tahun lalu, diwarnai dengan kompetisi melawan kotak kosong.
Fakultas yang memiliki paslon ketua dan wakil ketua BEM-F tunggal pada PEMIRA kali ini adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES).
Ketua Panitia Pelaksana (panpel) pemira BEM Fikes 2021, Handa Meysi yang akrab disapa Imey pun beranggapan, bahwa pemira kali ini kurang mendapat antusias dan partisipasi dari mahasiswa. Meskipun ia mengaku, bahwa sosialiasi telah dilakukan melalui berbagai platform media sosial serta pendekatan langsung kepada mahasiswa.
“Pihak kami telah melakukan sosialiasi secara maksimal, serta perpanjangan waktu pendaftaran juga telah kami lakukan,” ungkap Imey pada ASPIRASI, Senin, (29/11).
Berbeda dengan Imey, salah satu mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Ahmad Aryo Wibowo mengatakan, bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh panitia pemira fikes sangat kurang. Lantaran, informasi kegiatan pengenalan paslon, kampanye, debat hingga pemilihan paslon tak sampai ke seluruh mahasiswa.
“Kegiatan pemira secara online sangat kurang menarik serta informasi yang dilakukan oleh pihak panitia sangat kurang, sudah tak ada pilihan, kualitas paslon juga tidak tahu,” terang Yowi pada ASPIRASI, Jum’at, (26/11).
Senada dengan Yowi, mahasiswa FH Angkatan 2019, Rifqi Arfan Maulana mengatakan, bahwa pemira BEM FH kali ini kurang menarik minat mahasiswa, karena selain kembali diadakan secara online, adanya paslon tunggal juga mengurangi minat mahasiswa untuk meramaikan pesta demokrasi kali ini.
“Suasana pemira kurang terasa, sosialisasi juga kurang, serta adanya kemungkinan dari angkatan saya itu sudah mulai fokus ke akademik, jadi tidak terlalu minat berorganisasi, ” jelasnya pada ASPIRASI, Jumat, (26/11).
Jika Tak Berhasil Melawan Kotak Kosong
Adanya pilihan kotak kosong, memungkinkan adanya kekalahan bagi calon tunggal. ketua Komisi Pemilihan Raya (KPR) FEB 2021, Muhammad Radja Vito menuturkan, bahwa jika nanti kotak kosong yang menang, ada opsional langkah yang akan diambil oleh panitia pemira BEM FEB. Yakni menyerahkan kembali masalah tersebut kepada pihak Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) FEB.
“Pilihan itu nantinya akan coba kita cari alternatif agar Program Kerja (proker) BEM FEB tetap berjalan, meski bukan BEM FEB yang menjalankan, yang selanjutnya akan kami serahkan kepada Majlis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) FEB,” ungkap Radja pada ASPIRASI, Sabtu, (28/11).
Sedikit berbeda dengan Radja, Ketua KPR FH 2021, Aldo Palentino Depari menyatakan, bahwa opsional langkah yang akan diambil oleh Panitia Pemira BEM FH, yakni menyerahkan kembali masalah tersebut kepada pihak Senat Mahasiswa (SEMA) FH yang kemudian akan dibawa ke Musyawarah Besar (Mubes) bersama seluruh angkatan mahasiswa aktif FH.
“Jika itu terjadi, bukan lagi tanggung jawab pihak kami, tapi sudah menjadi kewenangan dari pihak SEMA FH,” terang Aldo pada ASPIRASI, Jumat, (26/11).
Lebih lanjut, Aldo menjelaskan, bahwa adanya paslon tunggal bukan masalah berarti. Menurutnya, pemimpin yang dilihat adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.
“Kualitas itu lebih bagus, dari pada mementingkan kuantitas. Namun, paslon maju tak sesuai hati nuraninya, akhirnya malah membuat organisasi itu hancur,” tutupnya.
Ilustrasi: Alfianti Mg.
Reporter: Alfianti Mg., Farhan Mg. | Editor: Rahmi Anisah.