SM FT Mempertanyakan Dugaan Kebocoran Data Pengisian EDOM dan Permasalahan Sarana Praktikum
Alokasi waktu dan pembagian praktikum di masa pandemi, hingga sarana ruang untuk menunjang kegiatan berorganisasi mahasiswa FT menjadi permasalahan yang disampaikan SM FT pada pelaksanaan FAM tahun ini.
Aspirasionline.com − Sama halnya dengan permasalahan di fakultas lain, persoalan efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga dialami mahasiswa di Fakultas Teknik (FT). Namun, permasalahan dominan yang dialami Fakultas Teknik berkaitan dengan ilmu yang dipelajari. Karena berhubungan erat dengan ilmu terapan, mahasiswa teknik jauh membutuhkan praktik langsung ketimbang materi.
Hal itu disampaikan dalam survei yang dibuat Senat Mahasiswa Fakultas Teknik (SM FT). Sebanyak 51% responden menyebutkan bahwa kampus baru menyediakan sebagian fasilitas untuk praktikum saat pandemi. Bahkan 19% lainnya menyebutkan bahwa kampus belum memberikan fasilitas praktikum.
“PJJ takkan pernah efektif. Diharapkan kampus dapat segera menganggulangi permasalahan ini. Ilmu kami, ilmu terapan, tanpa praktik kami tak mumpuni. Jangan sampai kami sarjana sekedar gelar,” ujar salah satu responden.
Dari data yang diperoleh SM FT, beberapa praktikum belum terlaksana karena pandemi. Perwakilan Komisi 3 SM FT, Arly Masneti menyebutkan delapan jenis praktikum tersebut yaitu Teknik Tenaga Listrik, Material Teknik, Proses Manufaktur, Gambar Teknik, Peninformasi Mesin, Fenomena Dasar Mesin, Praktikum Las dan Fisika. Menanggapi persoalan ini, Arly menyarankan kepada pihak fakultas untuk melakukan sistem rolling engan menerapkan protokol kesehatan, atau mahasiswa yang ingin mengikuti praktikum sudah divaksin.
Hal lain yang cukup menarik perhatian adalah persoalan EDOM. Ketua SM FT, Agam Mubarok menyebutkan, bahwa ada dosen di FT yang mengurangi nilai mahasiswanya karena penilaian EDOM yang jelek. Sehingga, beberapa mahasiswa di FT mengisi EDOM secara tidak real.
“Dari beberapa pihak ada yang mengarahkan untuk mengisi EDOM ini tidak melakukan penilaian jelek kepada dosennya. Terus sehabis itu dari yang sudah saya lihat, ada beberapa bukti di perkapalan setelah mahasiswa menerima nilai A. Namun, setelah memberikan penilaian EDOM jelek, nilainya pun berubah,” jelas Agam.
Agam pun mempertanyakan hal ini. Apakah mahasiswa memang tidak diperkenankan menyampaikan keluh kesah serta penilaian mereka.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UPNV, Erna Hernawati mengungkapkan, pihaknya menginginkan penilaian sesungguhnya dari mahasiswa. Menurut Erna, pada dasarnya penilaian tersebut diperlukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas akademik di UPNVJ. Lebih lanjut menurut Erna, hal itu guna perbaikan proses pengajaran berikutnya.
“Kalau memang ada hal yang seperti disampaikan agam, ya itu tidak boleh terjadi. Ini menjadi catatan dekan saja ya, supaya menjadi perbaikan,” ungkap Erna.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Antar Venus membantah hal tersebut. Venus sudah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut dan memastikan bahwa data EDOM bersifat rahasia dan tidak ada yang dapat mengetahui isi dari penilaian tersebut.
“Edom sistemnya tidak ada yang bisa mengakses, bahkan rektor pun tidak bisa mengakses kecuali tim IT (Informasi Teknologi, red),” ujar Venus.
Alih-alih demikian, Venus menyebutkan kemungkinan terjadinya kesalahan data, sehingga nilai yang sudah dipublikasi ke mahasiswa dikoreksi kembali. “Mungkin itu dosen salah input jadi diperbaiki, jadi tidak ada itu kaitannya dengan EDOM,” tambah Venus.
Terkait dengan sarana dan prasarana, Erna menyebutkan bahwa hal ini juga menjadi keresahan rektorat. Pasalnya jumlah ruangan yang tersedia pun terbatas. Erna menambahkan, pihaknya terus berusaha melakukan program penambahan gedung-gedung baru. Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Ia juga mengatakan, saat ini pihak rektorat memfokuskan peningkatan kualitas laboratorium. Menurut Erna, program perbaikan serta pengadaan laboratorium ini sudah dialokasikan dana sebesar hampir tujuh miliar, dan berlangsung untuk semua fakultas yang membutuhkan ruang praktik.
Wakil Dekan III FT Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Arifudin Lukmana menyebutkan, bahwa pihaknya sudah merancang desain ruangan untuk menunjang kegiatan berorganisasi mahasiswa. Namun, desain tersebut ditujukan untuk gedung baru. Sehingga realisasinya masih menunggu adanya konstruksi desain gedung baru.
Reporter: Ikhwan Agung | Editor: M. Faisal Reza.