Peringati Mayday, KPBI Gelar Rapat Akbar Secara Virtual

Nasional

Di tengah pandemi, rapat akbar KPBI yang dihadiri buruh dari beberapa provinsi di Indonesia, tidak surut menyuarakan perjuangan buruh meskipun dilakukan secara virtual.

Aspirasionline.com − Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI) telah menggelar rapat akbar untuk mempersiapkan aksi Mayday pada Sabtu, (1/5). Rapat akbar yang dilaksanakan secara daring melalui ruang Zoom meeting ini dihadiri oleh berbagai perwakilan serikat buruh dari beberapa daerah di Indonesia. Diantaranya Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Rapat akbar ini pun menghadirkan 10 buruh di akar rumput yang menyampaikan tuntutannya. Tidak lain adalah pernyataan mengenai situasi buruh karena himpitan pandemi dan minimnya jaminan perlindungan sosial.

Acara dibuka dengan penampilan band Nada Bicara dari Jogjakarta, yang membawakan salah satu lagu berjudul “Ada yang Berdiri Tegak” Sebagai bentuk menyuarakan dan mengadvokasi keberpihakan kaum buruh serta perempuan.

Pengurus Basis Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) PT Amos Indah Indonesia, Sri Rahmawati, menyuarakan pendapatnya mengenai kaum buruh perempuan yang makin termarjinalkan. Sri menyerukan, bahwa saat ini banyak sekali buruh perempuan yang mengalami kesulitan dan persekusi di dalam pabrik.

Terutama mengenai hak maternitas, seperti cuti haid dan cuti melahirkan. Perempuan itu menambahkan, bagaimana banyak buruh dipersekusi, di tengah pandemi seperti ini.

“Selama pandemi ini, banyak buruh yang terpapar Covid-19 tapi ditutupi oleh perusahaan. Karena sering kali perusahaan menakut-nakuti kalau perusahaan akan ditutup akibat salah satu pekerjanya terpapar Covid,” ujar Sri.

Ketua Umum KPBI, Ilhamsyah, pun menyerukan, meskipun di tengah pandemi, api semangat Mayday tidak pernah padam. “Bagi kita, Mayday hari ini tidak menyurutkan semangat daya juang kita,” tegas Ilham.

Mimbar orasi terbuka dilanjutkan oleh Solihin, selaku perwakilan dari Federasi Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB). Solihin menegasakan bahwa perjuangan buruh tetap berjalan meskipun melalui media daring.

“Justru kita mencoba memanfaatkan media online biar jangkauannya biar lebih luas, biar dilihat semua orang, baik anggota KPBI dan umumnya masyarakat Indonesia,” terang Solihin.

Berbagai Tuntutan Memenuhi Mimbar Orasi

Pidato pun dilanjutkan oleh Ade Solihin, perwakilan dari Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK). Ade menunjukan bahwa pada saat ini, regulasi yang mengatur keselamatan pekerja di tempat kerja masih belum cukup. “Tempat para pekerja untuk mendapatkan upah sangat tidak aman,” tegas Ade.

Akibatnya, banyak pekerja yang cacat fisik hingga meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Lebih lanjut, ia menilai kurangnya keberpihakan perusahaan terhadap keselamatan kerja merupakan salah satu penyebabnya.

“Perlindungan pekerja yang sangat rentan disebabkan oleh regulasi yang tidak berpihak,” jelas Ade.

Perwakilan Perserikatan Buruh bidang transportasi, Gallyta Nur Bawoel pun, turut menyuarakan suaranya terkait perjuangan kaum buruh di sektor transportasi. Salah satunya, menuntut pemerintah untuk memperhatikan keselamatan kerja kaum buruh.

“Dua hari berturut-turut kita dapati kecelakaan kerja yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priuk. Yang satu menimpa bapak-bapak yang lebih dari usia pensiun meninggal dunia, dan satu lagi belum diketahui identitasnya,” ungkap Gallyta.

Mimbar orasi terbuka dilanjutkan oleh Mangitar Sitorus selaku Perwakilan dari Federasi Serikat Pekerja Pulp dan Kertas Indonesia dari Sumatera Selatan. Menurutnya, dengan disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja,  menjadi pemecah belah kaum buruh di seluruh Indonesia.

“Industri pulp dan kertas ini terdiri dari pekerja langsung dan tidak langsung. Yang langsung adalah pekerja tetap dan tidak langsung adalah outsourcing. Yang terdampak itu kawan-kawan outsourcing,” terang Mangitar.

Rapat Akbar tersebut tidak hanya diisi oleh orasi dari berbagai aktivis, namun juga menampilkan ruang ekspresi seni. Lantas, Aktivis Muda dari Marsinah FM, Dewi Febriani, turut menampilkan musikalisasi puisinya mengenai Perjuangan Buruh

Tidak hanya itu, Rapat juga diisi dengan penyerahan sembako secara simbolik bagi buruh yang terdampak pandemi. Rapat ditutup dengan yel-yel dan menyanyikan lagu internasionale.

Reporter: Dilla Andieni | Editor: Azzahra Dhea.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *