Generasi Muda Memiliki Peran Penting Tercapainya SDGS 2030
Melalui peringatan hari bumi, UKM Girigahana mengingatkan pentingnya peran generasi muda terhadap keberlangsungan lingkungan hidup
Aspirasionline.com − Memperingati hari bumi yang jatuh pada 22 April , Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Pembangunan Veteran Jakarta (UPNJ), Girigahana menyelenggarakan rangkaian acara dengan tajuk “Earth Day Every Day.” Acara ini bertujuan untuk melakukan kampanye cinta lingkungan.
Ketua pelaksana Hari Bumi ke VI Girigahana, Wafa Haniyati Zahra menjelaskan, webinar menjadi rangkaian terakhir dalam pelaksanaan acara hari bumi ke VI Girgahana. Acara ini sendiri mengangkat tema “Implementasi Peran Millenial Dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Untuk Mewujudkan SGD’S 2030.”
Menurut Wafa, minimnya kesadaran yang dimiliki oleh generasi muda atas keberlanjutan lingkungan hidup, menjadi latar belakang diselenggarakannya webinar ini.
Hal senada juga dikatakan Farhan Fatah, anggota aktif Girigahana. Menurutnya, saat ini jarang ada generasi muda yang mempunyai idealisme tentang menjaga dan peduli terhadap lingkungan.
Generasi Muda dan SDGS 2030
Berdasarkan riset Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2021 diperkirakan pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mencapai bonus demografi. Usia produktif generasi muda diperkirakan mencapai angka 70%.
Satrio Swandiko Prillianto, Renewable Energy Campaigner Greenpeace Indonesia mengatakan, dengan tingginya usia produktif di Indonesia dapat berpengaruh terhadap tercapainya Sustainable Development Goals (SDG). Mengingat, dibuatnya SDG’S 2030 bertujuan untuk mengatasi 2 isu utama yang menjadi permasalahan, yakni kesejahteraan umat manusia dan kesejahteraan lingkungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Itu menjadi sebuah bonus, mengapa bonus karena usia produktif ini dapat menghasilkan segala macam bentuk ekonomi kita sendiri untuk keluarga dan juga bisa berkarya untuk negara dan lebih mungkin bisa untuk kemanusiaan dan lingkungan,” jelas Satrio.
Lebih lanjut, Satrio menyebut, terlahir dalam kondisi sadar teknologi dan kreativitas, saat ini generasi muda telah memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sosial hingga lingkungan hidup. Menurut riset yang dilakukan Greenpeace Indonesia, terdapat 59% anak muda sangat khawatir dengan dampak krisis iklim, 30 % khawatir, 9% agak khawatir, dan 1% tidak tahu.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi landasan yang memperlihatkan partisipasi Indonesia dalam mencapai SDG’S 2030. “Perpres nomor 59 tahun 2017, intinya adalah untuk mencapai kesejahteraan umat manusia dan juga untuk memperkaya kelestarian alam,” ucap Satrio.
Namun, realita yang ada dengan banyaknya eksploitasi hutan di Indonesia mengharuskan masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih menggalakkan kampanye cinta lingkungan. Tak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada pemerintah untuk meningkatkan aktivitas monitoring serta evaluasi rutin.
“Makanya salah-satunya tuh beraksi, tidak vertikal ke samping saja sebatas masyarakat tapi kita juga harus meminta pemerintah, untuk membuat perubahan sistem,” tutup Satrio.
Reporter: Suci Amalia | Editor: M. Faisal Reza.