Intimidasi Ormas Pemuda Pancasila pada Warga Pancoran Buntu 2 Berujung Bentrok

Nasional

Bentrokan terjadi karena permasalahan sengketa tanah antara warga Pancoran Buntu 2 dan PT. Pertamina. 

Aspirasionline.com − Rabu, (17/3), terjadi bentrokan antara warga Pancoran Buntu 2, dengan Ormas Pemuda Pancasila (PP). Hal itu bermula, ketika pukul 15.00, anggota PP memblokade akses pintu masuk utama dan belakang Pancoran Buntu 2. Satu jam kemudian, warga menuntut tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dikembalikan kepada warga. Sebelumnya, lokasi PAUD menjadi posko pengamanan aparat kepolisian dan ormas PP di lokasi penggusuran.

Pada waktu yang sama, warga juga menuntut ormas PP yang menjaga pintu utama Pancoran Buntu 2 untuk segera meninggalkan lokasi. Karena menurut warga, mereka sering kali melakukan intimidasi. Pukul 17.00, pihak PT. Pertamina setuju untuk mengeluarkan beko dari lokasi penggusuran. Warga juga terus mendesak agar aparat kepolisian meninggalkan PAUD agar anak-anak dapat belajar dan bermain di sana.

“Negosiasi berlangsung alot dan terjadi adu mulut,” tulis rilis kronologi yang disebarkan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu.

Akhirnya, pukul 18.00 warga dan solidaritas berhasil menduduki PAUD. Namun, aparat kepolisian tidak meninggalkan lokasi penggusuran. Mereka pindah tempat ke lokasi portal akses utama. Selang setengah jam kemudian, anggota ormas PP mulai berkumpul di depan portal akses utama. Warga dan solidaritas bertahan di sekitaran lokasi PAUD. Warga dan solidaritas kembali melakukan aktivitas dengan menjaga PAUD dan memblokade akses masuk pintu utama dan belakang.

Dalam pantauan reporter ASPIRASI, pukul 21.30 kondisi mulai tidak kondusif. Bahkan sempat terjadi cekcok, yang disebabkan ormas PP mencoba melakukan provokasi kepada warga.

“Sudah, bu, makan sampah saja sana, jangan di sini (lokasi penggusuran, red),” kata salah satu anggota ormas PP.

Tak terima dengan pernyataan tersebut, ibu-ibu yang berada di lokasi membalasnya. “Walaupun kita nyari makan dari sampah, kita enggak pernah makan sampah,” ucap salah satu perempuan paruh baya yang berada di lokasi kejadian.

“Mereka yang sampah, bu, karena menerima uang untuk mengintimidasi rakyat,” sahut massa solidaritas.

Pihak Babinsa TNI, juga ikut menengahi perselisihan yang terjadi. Babinsa sebagai pihak mediator, meminta warga untuk tidak melakukan provokasi dan selalu mematuhi Protokol Kesehatan. “Pak, yang enggak pakai masker tuh mereka (Ormas PP, red). Kita semua di sini pakai masker. Lagian mereka itu enggak punya kepentingan di sini,” kata salah satu massa solidaritas.

Babinsa yang berada di lokasi kejadian juga selalu menawarkan penyelesaian, meminta warga meninggalkan lokasi penggusuran di sekitaran akses pintu utama Pancoran Buntu 2. Namun, alternatif penyelesaian tersebut ditolak mentah-mentah oleh warga dan massa solidaritas.

“Mereka dulu, pak, yang tarik mundur. Kalau mereka mundur, kita pasti mundur. Lagian mereka enggak ada kepentingannya sama sekali. Kita warga jelas, mempertahankan hak kita,” ujar salah satu perwakilan warga.

Korban Berjatuhan Akibat Bentrok

Pukul 22.00, ormas PP kembali melakukan provokasi kepada warga dan massa solidaritas yang berjaga di tiap akses masuk. Tiba-tiba mulai ada lemparan batu dari pihak Ormas PP. Bentrokan pun tak dapat dihindarkan. Warga dan massa solidaritas banyak yang menjadi korban akibat bentrokan ini.

“Warga dan massa solidaritas diserang dari dua arah akses masuk Pancoran Buntu 2,” jelas rilis kronologi tersebut.

Sekitar pukul 23.00, polisi menembakkan gas air mata di Pancoran Buntu 2. Banyak warga dan massa solidaritas yang mengalami sesak napas. Selain itu, ketersediaan alat medis di lokasi kejadian, minim. Terpaksa posko medis harus ditutup sementara.

Beberapa menit berselang, setelah serangan gas air mata mereda, posko medis kembali dibuka. Kondisi yang terjadi juga tidak kondusif. Terpaksa korban banyak yang ditangani di luar posko dengan alat medis yang sudah habis.

Selain itu juga, sekitar pukul 00.00, akses bantuan medis yang ingin masuk ke Pancoran Buntu 2 sulit dijangkau. Hal itu disebabkan, semua pintu masuk ke Pancoran Buntu 2 dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu, mengatakan, korban berasal dari warga Pancoran 2 dan anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu. “Korbannya sudah puluhan, yang terdata sudah ada 20 orang. Banyak yang luka berat,” ungkapnya.

Korban yang mengalami luka juga beragam, mulai dari kepala bocor, kaki sobek, dan luka di sekitar badan. Beberapa korban juga mengalami sesak napas akibat terkena gas air mata.

Reporter: M. Faisal Reza | Editor: Azzahra Dhea.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *