Menyoal Peran Ganda Tenaga Kesehatan Perempuan
Peran ganda tenaga kesehatan perempuan pada masa pandemi tidak dapat diremehkan. Selain bertugas di garda terdepan, mereka dibebankan kewajiban di rumah yang mesti mereka tunaikan.
Aspirasionline.com- Pandemi Covid-19 masih belum usai, kerja ekstra yang mesti ditunaikan oleh para tenaga kesehatan masih sangat panjang. Selain berkewajiban menangani pasien dan mengedukasi masyarakat perihal Covid-19, tenaga kesehatan perempuan masih harus menjalankan perannya sebagai seorang Ibu Rumah Tangga. Bukan hanya tugas di rumah sakit yang mereka kerjakan, melainkan juga tugas sehari-sehari untuk mengurus keluarga di rumah.
Elis Ginting, seorang perawat yang telah bekerja sejak tahun 1997 menyebut tugasnya yang acapkali berhadapan langsung dengan penderita ditambah ketiadaan tempat singgah menjadi sumber dalam kecemasan tersebut.
“Demi menjaga keselamatan anak-anak juga jadinya kita pulang kerja harus mandi ganti baju malah awal-awal kita juga membatasi diri untuk bertemu langsung,” ujar Elis ketika diwawancarai ASPIRASI pada Kamis, (3/12).
Senada dengan Elis, Elnita, seorang perawat di RS Tarakan juga menyatakan kekhawatiran yang serupa. “Ketakutan pasti ada ya, karena kan yang namanya covid menular terus saya juga emang kebetulan emang langsung terjun,” kata perempuan berusia 21 tahun tersebut.
Psikolog UIN Wali Songo Semarang, Wening Wihartati mengatakan bahwa ketakutan akan terkena Covid-19 atau khawatir menularkan virus Covid-19 ke keluarga di rumah bisa berdampak ke kondisi psikis para tenaga kesehatan. Weing juga menjelaskan, hal-hal seperti itu bisa saja mengarah ke depresi apalagi jika melihat kondisi lapangan yang minim perlindungan bagi tenaga Kesehatan.
“Belum lagi jika berbicara mengenai kelelahan yang dialami para tenaga kesehatan perempuan yang mesti bekerja ekstra di masa pandemi ini, ditambah peran ganda sebagai Ibu Rumah Tangga,” kata Wening ketika diwawancarai ASPIRASI pada Sabtu (5/12).
Elnita sendiri mengakui bahwa ia merasa kelelahan bahkan sempat terpikir olehnya untuk break sementara dari tugas sebagai tenaga kesehatan. Hal senada juga dialami Elis, ia juga sempat kesulitan karena juga harus mengurusi lima orang anak yang masih bersekolah di rumahnya.
Enita dan Elis juga menampik soal adanya kebijakan perubahan jam kerja selama pandemi, jatah cuti yang diberikan oleh rumah sakit pun tidak berubah meskipun di tengah pandemi.
Menjaga Keluarga dari Covid-19
Wening mengatakan kelelahan fisik yang dialami tenaga kesehatan akan berdampak kepada masing-masing individu. Menurut Wening, hal itu disebkan karena antara jiwa dan raga memang ada keterkaitan yang saling berhubungan.
“Karena memang fisik dan psikis saling berkaitan, kalau fisiknya sakit itu juga bisa mempengaruhi psikis, psikisnya bermasalah fisiknya juga akan terpengaruh,” terang Wening.
Untuk menyiasati kelelahan psikis yang dialami para tenaga kesehatan, Wening menyarankan agar melakukan gerakan-gerakan relaksasi. Relaksasi bisa dilakukan dengan gerakan menarik dan menghembus nafas sambil mengucapkan kalimat-kalimat atau afimarsi positif.
“Penekanan pada sugesti-sugesti yang baik dapat membuat diri menjadi lebih tenang,” jelas Wening.
Untuk mencegah penularan Covid-19 sendiri, penggunaan suplemen alami dan buatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sangat diperlukan. Elys mencontohkan dengan dirinya yang sering meminum jahe merah. Selain itu menurutnya yang tak kalah penting adalah bagaimana peranan pemerintah dalam menyediakan vitamin bagi para tenaga kesehatan untuk mendukung pekerjaan mereka sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
“Mungkin ada tambahan vitamin untuk peggunaan satu bulan,” jelas Elis.
Senada dengan Elis. Wening berpesan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas tenaga medis terutama APD dan asupan vitamin. Menurut Wening, pemberian tambahan insentif dirasa perlu seperti tunjangan atau reward kepada perawat yang berada di garda terdepan.
“Pihak rumah sakit juga harus pelatihan dan penyuluhan agar mereka bersifat professional dalam menghadapi pasien dan menerima keadaan yang harus dijalankan,” tutupnya kepada ASPIRASI.
Foto : Google
Reporter: Vedro Mg, Risa Mg | Editor: Satrio Agassi.