Mengenal Virus Corona: Bukan Virus Berbahaya dan Bisa Dicegah

Forum Akademika

Bagaimana Virus Corona dapat menyerang manusia dan apa yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan terhadap virus ini?

Aspirasionline.com — Akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan munculnya spesies virus baru yang diidentifikasi sebagai 2019-nCov atau disebut sebagai virus Corona. Dilansir dari multimedia.scmp.com (31/1), yang merupakan laman resmi dibawah Kementerian Kesehatan Cina tercatat 213 orang meninggal dunia di Cina dari 9816 orang yang terinfeksi virus ini.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Faisal Yunus menjelaskan virus Corona merupakan salah satu dari famili Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Menurut penjelasan Yunus, virus Corona sebetulnya bukan virus yang berbahaya, tetapi dalam satu keadaan tetap bisa menimbulkan infeksi yang bisa berdampak serius bagi penderita.

Gejala yang ditimbulkan pun sama seperti SARS ataupun MERS seperti batuk ataupun sakit tenggorokan. Menurutnya, yang membuat virus ini menjadi heboh karena ia cepat menjalar dan dampaknya bisa merenggut nyawa seseorang.

“Kalau infeksi virus yang lain gak bikin cepat meninggal,” ujar Yunus kepada ASPIRASI pada (29/1).

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan Virus Corona menginfeksi seseorang dengan beberapa gejala awal yang sama seperti saat seseorang terserang flu biasa.

“Gejalanya mirip dengan flu biasa. Mulai dari batuk, pilek, demam, kemudian ada sesak napas, gejalanya sama dengan penyakit influenza yang lain,” ujar Anung saat diwawancarai ASPIRASI pada (30/1).

Persebaran Virus Corona Belum Diketahui

Asal persebaran virus Corona menurut Anung belum diketahui secara pasti. Saat ini diduga berasal dari kontak langsung, namun belum ada kepastian mengenai hal tersebut secara klinis.

Anung menjelaskan bahwa masa inkubasi dari virus Corona kurang lebih terjadi dalam 1-14 hari ataupun 2-10 hari. Anung pun mengakui masih terdapat pendapat yang berbeda karena informasi yang belum pasti.

Persebaran virus awal menurutnya diduga karena faktor memakan daging hewan liar yang menyebabkan awal mula virus ini tumbuh.

Yunus juga angkat bicara mengenai ini. Ia menjelaskan, sebenarnya virus Corona  ada pada hewan, lalu pindah ke manusia dan menyebabkan penyakit.  Ia juga mengatakan virus Corona yang berasal dari Cina ini disebabkan oleh kehidupan sosial di sana yang memakan segala hal.

“Ular dimakan, kelelawar dimakan, musang dimakan, kera dimakan. Sementara di negara-negara lain orang gak makan begituan. Orang Jepang paling makannya ikan mentah. Salah satu faktornya demikian,” jelas Yunus.

Tindakan Pencegahan

Menurut Yunus ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus Corona ke dalam tubuh manusia, seperti dengan mengingatkan masyarakat untuk mulai perilaku hidup yang sehat dan makan makanan yang bergizi serta seimbang.

Selain itu yang terpenting menurutnya adalah jangan melakukan kontak secara langsung dengan orang yang terkena virus Corona.

“Dapat memakai masker, rajin mencuci tangan,  makan yang sehat, hidup teratur dan istirahat yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” terang alumnus Fakultas Kedokterean Universitas Indonesia tersebut.

Senada dengan Yunus, Anung pun menyatakan dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes RI (30/1) gerakan hidup sehat menjadi suatu hal yang penting dalam mencegah terdampaknya virus Corona. Untuk saat ini ia juga menyarankan agar tak melakukan aktivitas atau olahraga secara berlebihan karena dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia.

“Di samping saran pak Menteri untuk berdoa, ya cara-cara tersebut mesti kita lakukan,” ujar Anung.

Lebih lanjut, Anung berujar bahwa sebernarnya tindakan pencegahan adalah dengan melakukan pola hidup yang sehat. Tak perlu untuk meminum vitamin pabrikan yang diyakini dapat mencegah virus Corona masuk ke dalam tubuh.

“Vitamin bisa sebagai salah satu (pencegah, red.) tetapi bukan yang utama. Maksud saya, kalau anda meyakini bahwa yang dimakan itu juga sudah mengandung vitamin, ya ngapain kita harus ngomong vitamin pabrikan yang harus kita minum,” tegas Anung.

Menurut Anung, saat ini yang harus diwaspadai adalah perihal munculnya orang atau kelompok tertentu yang mengintrodusir bahan atau makanan tertentu yang dianggap dapat mencegah terdampaknya virus Corona.  Ia mencontohkan seperti mengonsumsi bawang yang disinyalir dapat mencegah terinfeksinya virus Corona. Padahal menurut Anung informasi tersebut tidak benar.

“Tidak perlu kita membeli antioksidan untuk dikonsumsi secara khusus untuk mencegah virus ini.  Cara tepat mencegah virus ini adalah dengan gerakan masyarakat hidup sehat,” jelas Anung kepada ASPIRASI.

Reporter: Marsya Mg. |Editor: M. Faisal Reza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *