Calon Rektor UPNVJ Taufiqurrohman: Misinya Dalam Mensejahterahkan Mahasiswa

Berita UPN

Taufiqurrohman optimis akan bawa UPNVJ menjadi PTN-BLU dalam jangka waktu 2 tahun, serta mensejahterahkan mahasiswa dalam kepemimpinannya jika terpilih menjadi rektor UPNVJ periode 2018-2022.

Aspirasionlie.com – Setelah seminggu sebelumnya dibatalkan, acara pemaparan visi misi dan program kerja bakal calon rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) akhirnya berhasil diselenggarakan. Berdasarkan Surat Keputusan Senat UPNVJ No. 2/UN61/2018/Senat pada tanggal 13 Juli 2018 tentang Penetapan Bakal Calon Rektor UPNVJ periode tahun 2018-2022 mengumuman enam bakal calon rektor yang lulus seleksi adsministrasi.

Diantara ke enam kandidat, Taufiqurrahman yang merupakan kandidat bernomor urut juga turut hadir dalam menyampaikan visi misi yang ingin dilakukan dirinya terhadap UPNVJ pada Senin, (30/7) di ruang Bhineka Tunggal Ika UPNVJ.

Ia adalah seseorang akademisi yang memperoleh ketiga deretan gelarnya dibilangan hukum. Gelar sarjana diraih di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada tahun 1985, gelar magister diraih di Universitas Indonesia pada tahun 1993, dan gelar doktoral hukum diraih di Universitas Indonesia pada tahun 2013.

Tak heran jika pria yang kerap disapa Taufiq mengabdi memberikan kuliah akademik kepada mahasiswa hukum. Taufiq tercatat menjadi dosen tetap di Universitas Bengkulu (Unib) sejak tahun 1986. Selain itu, dirinya juga mengajar sebagai dosen tidak tetap di Fakultas Hukum UPNVJ.

Tak hanya bergelut dalam bidang akademis, dirinya juga pernah menjadi Sekretaris Bidang Hukum Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2009 serta menjadi anggota Komisi Yudisial pada 6 tahun berikutnya. Ia juga mengaku sedang menjalani tahap wawancara terbuka sebagai calon Hakim Konstitusi yang nantinya akan menggantikan Maria Farida yang masa jabatannya akan habis pada Agustus 2018.

Setelah Anondho selesai, kini tiba giliran Taufiq untuk menyampaikan visi misinya. Taufiqurrohman mempunyai visi yang meorientasikan UPNVJ menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), inovatif, berdaya saing yang beridentitas bela negara tahun 2025. Namun, karena kini status UPNVJ hanya Satuan Kerja (Satker), ia harus menjadikan UPNVJ berstatus PTN Bantuan Layanan Umum (PTN-BLU) terlebih dahulu, setelah itu barulah UPNVJ bisa menjejakkan statusnya di anak tangga terakhir yakni berstatus PTN-BH.

Taufiqurrohman mengaku bahwa UPNVJ berpotensi untuk menjadi PT BLU. Dengan melihat peluang yang ada, ia berspekulasi target itu dapat dicapai dalam jangka 1-2 tahun saja. Peluang tersebut ia lihat dari banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat diserap UPNVJ. Ia menilai semenjak penegeria kualitas mahasiswa yang mendaftar di UPNVJ menjadi semakin baik.

“Bertambahnya kuantitas calon mahasiswa yang meminati UPNVJ menciptakan persaingan semakin ketat sehingga kualitas mahasiswa juga turut meningkat,” ungkapnya.

Selain itu, Taufiq juga menyatakan bahwa Uang Kuliah Tunggal (UKT) UPNVJ masih cenderung tinggi bila dibandingkan univeritas lain yang sudah lama menyandang status negeri, hal ini membuat UPNVJ seharusnya semakin mudah dalam hal memanajemen keuangan universitas secara mandiri.

“Untuk itu, status PTN-BLU seharusnya menjadi hal yang mudah bagi UPNVJ dengan melihat peluang yang ada,” terang Taufiq ketika dihubungi ASPIRASI pada Selasa, (31/08). Menurutnya peningkatan status UPNVJ sebagai PTN-BLU juga akan berdampak terhadap UPNVJ dalam meningkatkan kualitasnya, baik dari segi SDM, Sarana dan Prasarana, serta Akademik. “Kalau status UPNVJ sudah jadi PTN-BLU, UPNVJ saya pastikan bisa berada dalam urutan 100 besar,” ujarnya secara yakin.

Jika nantinya terpilih menjadi rektor UPNVJ, Taufiq akan mengharamkan terjadinya kasus mahasiswa yang tidak bisa melanjuti studinya karena ketidaksanggupan menanggung biaya kuliah. “Tidak akan ada mahasiswa yang di DO (drop out) jika ia mampu secara intelektual, namun tidak dari segi dana,” bicaranya dengan lantang yang mendapat respons tepuk tangan dari audiens pada siang itu. Menurutnya, ihwal klasik tersebut akan ia atasi dengan menggalang dana dari warga universitas untuk sama-sama menanggung biaya mahasiswa yang tidak mampu membayar tanggungan UKT. Hal ini ia akui pernah dilakukan di Unib.

Dengan begitu, pria kelahiran 1960 ini akan dapat menjunjung kesejahteraan mahasiswa dengan lebih efisien. Taufiq juga memiliki misi untuk menyejahterakan mahasiswanya dengan melakukan perluasan jaringan. Tidak hanya pendekatan dengan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), namun juga dengan berbagai perusahaan, para alumni UPNVJ, dan berbagai pihak yang sekiranya dapat turut memajukan kualitas UPNVJ. Namun, ia juga menekankan, aksi pendekatan dan perluasan jaringan itu harus tetap berorientasi  pada peningkatan kualitas akademik para mahasiswa agar tidak pindah haluan menjadi ‘prospek bisnis’.

“Bagaimanapun, seorang rektor ‘kan bukan pemimpin perusahaan. Ia harus mempunyai ‘roh’ akademik, agar tidak bertendensi membawa mall dalam kampus,” ucap pria itu sembari berkekeh. Nantinya, ia juga akan menciptakan identitas bela negara di lingkungan kampus hijau dalam setiap kegiatan perguruan tinggi, seperti merefleksikannya di kegiatan perkuliahan dan tridarma perguruan tinggi. “Kita juga harus meluruskan kalau bela negara tidak melulu berlatarbelakang tentara. Nanti orientasinya hanya sebatas baris-berbaris dan angkat senjata,” tutupnya pada siang itu.

Reporter : Firda Cynthia |Editor : Nadia Imawangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *