Es Kepal Milo : Primadona yang Mulai Dilupakan
Es kepal milo, bentuk inovasi jajanan yang menawarkan cita rasa manis dan dingin asal Malaysia kini populer di Indonesia.
Aspirasionline.com – Jaman terus beruah sehingga banyak kita temui inovasi-inovasi dalam segala bidang. Tak terkecuali dalam bidang Kuliner. Kali ini Es kepal milo menjadi favorit para penikmat kuliner terutama di kalangan anak muda. Es kepal milo merupakan es serut yang dipadatkan, lalu diguyur dengan lelehan coklat dan milo pekat setelah itu ditambahkan beberapa toping seperti kacang, keju, biskuit dan lain sebagainya. Hal ini lah yang menciptakan cita rasa dingin dan manis sehingga digandrungi banyak orang.
Rahmat Rifai selaku penjual Es kepal milo di kawasan Jakarta timur menuturkan bahwa bisnis ini cukup menjanjikan. “Dalam sehari saya bisa menjual sekitar tiga ratus mangkuk es kepal. Bisa untung sekitar lima ratus ribu sampai satu juta sekali berjualan,” tuturnya kepada ASPIRASI (2/6).
Pria tersebut menuturkan bahwa cara membuat Es kepal milo termasuk mudah. Bahan-bahan yang diperlukan seperti es batu, milo bubuk, susu kental manis,serta aneka toping tergolong mudah didapatkan. Ia mematok harga untuk semangkuk Es kepal milo dengan harga lima belas ribu rupiah. “Saya dagang ini karena lagi viral. Semua orang penasaran sama rasanya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjualan ini dan ternyata lumayan omzet yang saya terima,” ujar pria berkacamata tersebut.
Syafira Handayani selaku salah-satu penikmat Es kepal milo mengakui bahwa kelebihan jajanan ini untuk lidah penikmat kuliner terutama kalangan muda adalah rasa manis dan dingin yang ditawarkannya.
“Sebenarnya gak terlalu enak-enak banget sih. Tapi karena viral, orang-orang kemudian penasaran lalu membelinya. Padahal menurut saya pribadi rasanya terlalu manis dan terlalu mahal. Mungkin nasib selanjutnya akan sama seperti es cincau atau thai tea yang pernah viral lalu sekarang kurang diminati,” ujarnya ketika ditemui ASPIRASI (2/6).
Lebih lanjut, Wanita tersebut menghimbau untuk para penikmat kuliner untuk tidak terlalu sering memakan makanan tersebut terutama untuk anak-anak. “Kandungan gula nya terlalu tinggi kalau menurut saya, kasihan anak-anak sudah disuguhi makanan tinggi gula seperti ini. Lebih baik dikonsumsi hanya satu atau dua kali saja seminggu,” tutupnya.
Asal-usul Es Kepal Milo
Dilansir dari portal Inovasee.com, Jajanan ini pada awalnya berasal dari Malaysia dengan nama asli Ais kepal Milo dan sudah ramai digemari pada penghujung tahun 2017 di negeri jiran tersebut. Jajanan ini dipopulerkan oleh Gerai Ais Kepal Milo Tok Abah di Kuala Kangsar, Malaysia. Gerai milik pasangan suami istri Saed Lamin dan Shariah Hashim ini memang dikenal sebagai penjual minuman ringan sejak tiga tahun yang sebelumnya.
Es kepal milo kemudian menjadi inspirasi bagi pasangan muda Danang Aryo Dempo Wiguno dan Rara dari Jogjakarta untuk mempopulerkannya di Indonesia pada bulan maret 2018. Mereka membuka gerai dengan nama Ais Kepal Jogja yang berlokasi di Jalan Surami, Mantrijeron, Yogyakarta.
Berkatsebuah ulasan dari food blogger di Yogyakarta, Es kepal milo pun menjadi digandrungi oleh para pemburu kuliner tak hanya di Yogyakarta, namun juga merambah ke beberapa kota lain di Indonesia.
Proyeksi Masa Depan Kuliner Kekinian
Kuliner kekinian seperti Es kepal merebak dan cukup digandrungi oleh masyarakat. Namun menurut Kevindra Soemantri, seorang pengamat kuliner dan gaya hidup, berpendapat bahwa tren makanan kekiniaan cenderung tidak bertahan lama.
“Dua tahun paling lama. Kalau di sisi kuliner, orang terkadang hanya memikirkan tren. Sekarang gini, kalau ada restoran yang cantik banget tapi makanannya biasa saja memang kalian mau balik lagi? Kalau sudah dapat fotonya kan sudah,” kata Kevin, dikutip dari laman viva.co.id.
Menurutnya, pergerakan tren kuliner termasuk yang lebih cepat ketimbang fesyen. Jika ingin bertahan lama, maka konsep makanan atau minuman yang ditawarkan harus jelas dan memang si pelaku bisnis juga harus terjun ke dalam dunia tersebut.
“Kalau semua serba sama maka orang akan boring, ngapain. Mereka harus fokus di situ, mendalami betul. Untuk bisa sustain harus dedikasi di situ jangan sekedar tren terus hilang. Itu akan merusak market,” ujarnya.
Pandangan lain juga dilontarkan oleh Sisca Soewitomo, seorang pakar kuliner nusantara. Dikutip dari laman dream.co.id, menurutnya tren makanan kekinian tidak akan mengalahkan cita rasa kuliner nusantara. Namun dilain sisi, kuliner nusantara memerlukan penyesuaian agar dapat menarik para kaum muda misalnya dengan permberian keju mozzarella ke beberapa hidangan.
“Contoh, ayam goreng tepung kamu kasih mozarella, itu enak pol. Tumisan apapun pakai mozarella juga enak. Jadi base makanannnya tetap kuliner khas nusantara,” tutur Sisca
Mengenai eksistensi kuliner kekinian, Sisca berpendapat bahwa hal tersebut tidak dapat dipastikan karena perubahan tren atau selera. “Tergantung trennya, tergantung selera. Tapi itu kan musiman, bisa berganti. Mau buah-buahan segar pun sekarang bentuknya jadi macem-macem. Yang terpenting itu bagaimana how to say-nya saja,” tegasnya.
Penulis : Thalitha Yuristiana |Editor : Hasna Dyas Mayastika