Kenikmatan Kopi Seduh Manual Ala Wisang Kopi
Berawal dari hobi minum kopi, Cubung Hanito menjadikan Kedai Kopi Wisang menjadi tempat minum kopi yang nikmat dan nyaman untuk para penikmat kopi.
Aspirasionline.com – Berawal dari bangsa Belanda yang mendatangkan tanaman kopi ke Indonesia, kini minuman kopi bisa dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di nusantara. Kedai-kedai yang menyediakan tempat untuk menikmati kopi pun turut menjamur di berbagai daerah. Salah satunya ialah Kedai Kopi Wisang.
Cubung Hanito merintis usaha Kedai Kopi Wisang ketika ia masih duduk di bangku kuliah semester enam di Bandung. Serius ingin menjadikan hobi minum kopinya menjadi bisnis, Cubung pun menginggalkan kuliahnya untuk membuka kedai kopinya tersebut. Bersama dengan Nanda Imaniar, Cubung kini mengelola Wisang di jalan Abdul Majid 67, Jakarta Selatan.
Berbeda dengan kedai kopi pada umumnya, Cubung mempertahankan cara penyeduhan kopi di kedainya dengan cara manual. Tanpa alat seduh praktis seperti mesin espresso, Cubung menyulap biji kopi menjadi kopi siap minum dengan keahlian tangannya. Dibantu oleh alat grinder, filter, dan mesin Aeropress, ia menyajikan berbagai macam jenis kopi kepada pengunjung.
Meski pada awalnya, kesederhanaan itu disebabkan oleh ketidakmampuan Cubung untuk membeli mesin Espresso. Namun kini, gaya seduh sederhana itu telah menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi Kedai Kopi Wisang. “Awalnya ya karena gak punya duit buat beli mesin espresso. Kalau untuk sekarang ya duit ada, tapi dari branding udah terlanjur, karena dikenal kedai kopi manual,” Ujar Cubung ketika ditemui ASPIRASI pada Selasa (13/02).
Selain dikenal dengan cara penyeduhannya yang manual, Kedai Kopi Wisang juga digemari oleh para pelanggan karena tempatnya yang terasa nyaman. Menurut para pelanggan Cubung yang juga menjadi barista disana dinilai komunikatif kepada pelanggan, sehingga hal ini yang menyebabkan pelanggan nyaman berada di Kedai Kopi Wisang.
Seperti yang diutarakan oleh Fian, salah satu pelanggan Wisang. “Baristanya komunikatif. Bang cubung bisa diajak ngobrol dalam artian dia bisa ditanya tanya dan mau berbagi apalagi soal kopi,” jelasnya.
Menurutnya pula, yang membuat sebuah kedai kopi digemari ialah bagaimana cara barista berkomunikasi dengan pengunjung. Hal tersebut juga menjadi nilai yang dianggap penting oleh Cubung. Baginya, dengan meminimalisir jarak antara barista dengan tamu membuat kedainya semakin terasa spesial.
Kedai Kopi Wisang sendiri beroperasi setiap hari Senin hingga Sabtu dari jam 12 Siang hingga jam 2 Pagi. Jumlah pengunjungnya diperkirakan berkisar dari 20 hingga 40 orang setiap harinya. Dengan kalangan pekerja sebagai mayoritas pengunjung disana. Kopi hitam masih menjadi andalan dan menu favorit para pelanggan.
Meskipun varian kopi yang tersedia hanya berkisar antara 3 sampai 4 jenis, namun varian yang disediakan cukup bervariasi karena wisang menyediakan biji kopi sesuai musimnya. Mulai dari kopi Gayo, Manggarai Kartika, hingga kopi Flores pun tersedia disana. Cubung meletakkan varian kopi yang tersedia di bagian depan meja baristanya. Dengan begitu, pengunjung bisa lebih leluasa memilih jenis kopi apa yang ingin ia minum.
Harga kopi yang ditawarkan berkisar dari Rp2o.000 hingga Rp25.000 per gelas kopi. Selain kopi, Wisang pun menyediakan menu lainnya berupa teh dan makanan ringan. Menu tambahan tersebut juga dibandrol dengan harga yang relatif murah. Hal ini tentunya menjadi satu lagi nilai tambah bagi Wisang.
Senada dengan hal tersebut, Fian menyebutkan bahwa harga dan rasa menjadi pertimbangannya untuk datang ke Kedai Kopi Wisang. “Karena emang ditambah gue ke wisang dateng, dapet kopi, kopinya enak, dan harganya sesuai. Itu sih alesan gue pribadi ke wisang,” Ujar Fian, disela-sela menikmati Kopi Susu Wisang pada Selasa (13/02).
Reporter : Taka Mg. |Editor : Taufiq Hidayatullah