Empat Aspek dalam Menghadapi Era Digital

Berita UPN

Seminar nasional dalam menghadapi era digital yang diadakan S1 Manajemen memenuhi empat aspek dari segi regulator, akademisi, praktisi, dan asosiasi.

Aspirasionline.com – Pada 25 November pagi, ruang auditorium gedung Jendral Soedirman dipenuhi dengan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) yang mengikuti seminar nasional. Kursi-kursi peserta yang telah terisi penuh menjadi tanda sedang dilangsungkannya seminar nasional dengan tema “Smart Generation in Digital Economy Era”.

Seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) S1 Manajemen menurut Muhammad Farhan selaku ketua pelaksana dilatar belakangi oleh kesadaran akan pentingnya generasi muda untuk mengikuti perkembangan dunia digital, khususnya dibidang ekonomi. “Jadi temen-temen gak cuma tahu tentang digital ekonominya, tapi juga ngerti gimana cara bikin start up,” jelas Farhan.

Menurut Farhan, untuk mendukung tujuan diadakannya acara, diundanglah pembicara yang ahli dibidang tersebut. Pembicara yang diundang dilihat dari empat aspek yaitu regulator, akademisi, praktisi, dan asosiasi. Dimulai dengan sisi regulator, Noor Izza, yang berasal dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (kominfo). Diundangnya kepala biro menkominfo itu difungsikan agar para peserta seminar mengetahui peraturan yang berlaku serta peran pemerintah dalam melakukan transaksi elektronik.

Selanjutnya, seminar diisi oleh Martha Simanjuntak yang merupakan penemu dari Indonesian Woman IT Awarness. Sesekali Martha mengajak peserta untuk melihat ke dua layar proyektor di sisi kanan dan kirinya. Martha kemudian menjelaskan latar belakang dibangunnya toko belanja online. “Mengapa pria lebih suka berbelanja online? Jawabannya adalah karena hobi,” jelas wanita ini sambil menunjukkan presentase pria yang berbelanja online.

Pembicara terakhir yang mengisi adalah Ichsan Mardani, dosen Fakultas Ilmu Komputer (FIK) UPNVJ. Dilihat dari sisi akademisi, Ichsan membahas mengenai isu strategi mengenai digital ekonomi. Selanjutnya, dari segi praktisi dan asosiasi diisi oleh Dallas Pratama, Kaditha Ayu, dan Keegeean Maulida yang merupakan pemilik aplikasi berbasis online Pasarku.

Diadakannya pembicara dari segi praktisi dan asosiasi, menurut Farhan agar peserta juga mengetahui mengenai teknis di lapangan, tidak hanya dari segi teori. “Jadi untuk masalah membangun start up, hal-hal yang dibutuhkannya, outcomenya apa, keuntungannya apa dari start up itu,” jelas mahasiswa semester lima ini.

Tak hanya menekankan dari sisi start up, Farhan menginginkan para peserta mengerti mengenai perkembangan digital ekonomi, serta keuntungan bagi mahasiswa jika mengikuti perkembangan digital ekonomi. Menurutnya, pada tahun 2020 Indonesia diprediksi akan menguasai pasar digital ekonomi di Association of South East Asia Nations (ASEAN), dan jangan sampai potensi yang dimiliki Indonesia diambil oleh asing. “Itu yang mau kita bekelin ke mahasiswa, kenapa kita melibatkan banyak elemen dalam seminar ini supaya mereka benar-benar mengetahui cara dan dampaknya,” tutupnya.

Reporter : Ida Sapriani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *