Menghadapi Industri Komunikasi dengan Creative Communication Festival
Creative Communication Festival 2017 didakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Media Publica dalam rangka menghadapi persaingan industri kreatif.
Aspirasionline.com – Ada yang berbeda dari ruang Laboratorium Humas Universitas Prof. Dr. Moestopo pada 10 hingga 12 Oktober siang lalu. Ruangan tersebut diubah menjadi tempat untuk melaksanakan “Creative Communication Festival 2017” oleh LPM Media Publica. Tampak di belakang ruangan terdapat spanduk acara dan di sekeliling peserta terdapat poster yang dipasang untuk menandakan bahwa acara sedang berlangsung.
Ruangan yang dipenuhi oleh para peserta yang kebanyakan merupakan mahasiswa Moestopo menatap satu arah untuk menyimak pembicara saat itu, yaitu Syarief Hidayatullah, Head of content di Get Craft. Syarief menjadi pembicara hari ketiga dengan sub tema “Be Enterpreneur in Creative Way”. Acara dengan pembicara Syarief ini kemudian ditutup dengan pemberian sertifikat pembicara oleh Aji Putra Bartowinata, selaku ketua pelaksana.
Tak hanya Syarief, acara dengan tema besar “Facing The Communication Industry” ini juga mengundang empat pembicara lainnya yang dibagi menjadi dua hari. Pada hari pertama, dengan sub tema “Marketing in Only One Click” diisi oleh Account Executive dan Strategic Planner Micro Ad Indonesia, Sesha Ratri dan Hadesy Praneta. Selanjutnya, di hari kedua pembicara yang dihadirkan adalah Zen Rachmat Sugito, redaktur pelaksana Tirto.id dan Pandu Lazuardy, Desain Grafis Visual Interaktif Kompas. Zen dan Pandu mengisi acara dengan sub tema “Visual Journalism: New Form of Journalism in The Digital Era”.
Tujuan dibuatnya tema dengan pembicara tersebut menurut Aji, dari segi mahasiswa, khususnya jurusan ilmu komunikasi akan tertarik untuk mengetahui perkembangan industri ilmu komunikasi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan ketat dalam dunia pekerjaan. Aji kemudian memilih untuk mengambil topik-topik yang menarik dan berhubungan dengan bidang industri kreatif yang saat ini dianggap sedang berkembang.
Tak hanya itu, Aji yang merupakan anggota LPM Media Publica, memikirkan dari sisi pers, yaitu bagaimana caranya pengolahan suatu berita menjadi lebih menarik. Menurutnya, VIK (Visual Interatif Kompas) dan Tirto Visual Report membuat kompas dan tirto.id berbeda dari berita lainnya yang hanya menampilkan foto dan tulisan. “Karena dari VIK dan Tirto itu targetnya orang-orang muda kayak kita, lebih tertarik untuk membaca berita,” ungkap mahasiswa fakultas ilmu komunikasi tersebut.
Terakhir, Aji juga berharap agar para mahasiswa jangan hanya belajar dan mendengarkan dosen di dalam kelas saja, tetapi juga harus tau cara menerapkannya. “Dengan adanya acara ini kita jadi tahu gimana implementasi dari pelajaran di perkuliahan,” tutupnya.
Reporter : Ida Sapriani |Editor : Sasgia