Melestarikan Tradisi Bermusik dalam Festival Budaya

CategoriesNasionalTagged ,

Festival Budaya Kampoeng Musikanan 2017 mejadi ajang untuk menghidupkan kembali tradisi bermusik dan destinasi wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Aspirasionline.com – Kampung Musikanan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi lokasi pagelaran “Festival Budaya Kampoeng Musikanan 2017” yang disiapkan oleh Dinas Pariwisata DIY. Festival yang digelar pada Minggu, 16 Juli 2017 ini akan memakan waktu sehari penuh dari pukul 09.00-23.00 WIB. Lokasi festival ini dipusatkan di sepanjang jalan perkampungan sebelah timur Pagelaran dan Siti Hinggil Keraton, Kelurahan Panembangan, Kecamatan Keraton Yogyakarta.

Seperti dilansir dari Tempo, salah satu alasan diadakannya festival ini karena sebagian besar warga kampung ini merupakan abdi dalem yang berprofesi sebagai pemain musik di keraton Yogyakarta. “Tujuan kami bisa mengenalkan dan menghidupkan kembali tradisi bermusik di kampung tempat bermukimnya para pemain musik keraton itu,” ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Ruse Sutikno pada Kamis (13/7).

Festival dengan tema “Merayakan Kebhinekaan Musik Nusantara” ini juga diharapkan mampu menjadikan Kampung Musikaan sebagai destinasi wisata baru di DIY. Ketua Panitia, Prijo Mustiko mengungkapkan terdapat tujuh rangkaian acara yang akan digelar seharian penuh, yaitu karnaval musik, pentas musik tiga panggung, bazaar kuliner, kerajinan, pameran foto dokumentasi, animasi, alat musik kuno, dan diskusi.

Festival yang akan dibuka dengan kegiatan karnaval musik yang melibatkan warga kampungnya untuk berkeliling kampung sembari membawa berbagai alat musik. Rute yang akan ditempuh oleh mereka adalah Jalan Kemitbumen-Jalan Wijilan-Jalan Ibu Ruswo-Jalan Pekapalan Kidul dan diakhiri di depan SD Negeri Keputran I Musikanan.

Menjelang siang, acara akan dilanjutkan dengan pentas musik yang digelar ditiga panggung dengan aliran musik yang berbeda. Panggung yang terdapat di depan SD Negeri Keputran dinamakan Panggung Musik Montecarlo, dengan pertunjukkan orchestra, gitar kuartet, solo saxophone, dan jazz. Panggung Djoned yang berada di depan Puskesmas Keraton menyuguhkan musik kolintang, etnik, dan akustik. Terakhir, di area Pasar Bludiran terdapat Panggung Miss Surip yang menggelar pertunjukkan sejumlah grup. Setelah kedua acara tersebut, kemudian akan dilanjutkan dengan lima acara yang telah disebutkan oleh Prijo.

Ketua RT 15 Kampung Musikanan, Sigit Wicaksono berharap dengan diselenggarakan festival tersebut mampu menghidupkan kembali seni musik di kampung itu. Menurutnya, tak hanya musisi keraton, tetapi banyak musisi besar Indonesia yang lahir di kampung itu, salah satunya adalah Idris Sardi. “Dahulu alat musik dibunyikan sepanjang hari di kampung ini. Musiknya bukan karawitan namun perpaduan musik Jawa dan Belanda,” tuturnya.

Reporter : Ida Sapriani

About the author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *