
Gabus Pucung, Makanan Khas Betawi yang Langka
Gabus Pucung merupakan makanan khas betawi yang hampir punah, berupa ikan gabus yang dipadukan dengan kuah atau saus pucung yang memiliki cita rasa asin dan gurih.
Makanan khas betawi yang satu ini mungkin terdengar asing, khususnya di telinga generasi millennial (kelahiran 1980 – 2000an). Gabus pucung termasuk makanan yang langka, hanya beberapa rumah makan yang menyediakan gabus pucung sebagai menu makanannya. Salah satunya adalah Warung Gabus Pucung Vila Betawi yang berlokasi di Jalan Mampang Indah 1 RT 03/07 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok. Di tempat ini, gabus pucung menjadi primadona di rumah makan yang kental dengan suasana budaya betawinya tersebut.
“Warung Gabus Pucung Vila Betawi sudah jalan empat tahun, berdiri sejak 4 September 2013 dengan pendirinya seorang betawi asli dan tokoh pendidikan yang bernama H. Acep Al Azhari,” kata Aja Boernama selaku pengelola Warung Gabus Pucung Vila Betawi. Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab sebagai putra daerah untuk memperkenalkan dan melestarikan makanan betawi.
Gabus pucung sendiri merupakan makanan khas betawi berupa ikan gabus yang dipadukan dengan kuah atau saus pucung yang hampir punah. “Gabus pucung adalah makanan orang betawi asli di era tahun 70an yang sekarang sudah hampir punah lantaran bahan bakunya sulit di dapatkan. Bahan bakunya yaitu ikan gabus yang habitatnya di kali, sawah, atau rawa yang tidak bisa di budidayakan,” ujar pria berumur 44 tahun tersebut. Selain ikan gabus, buah pucung yang merupakan pendamping ikan gabus sebagai bahan kuah atau sausnya yang hitam itu juga lumayan sulit ditemukan karena habitatnya yang berada di pinggiran hutan-hutan, yang sudah tidak ada terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya. Jadi, untuk buah pucung tersebut didapat dari daerah jawa, pinggiran hutan bogor, dan di pasar-pasar tradisional.
Gabus pucung hampir mirip dengan rawon yang merupakan makanan khas jawa timur. “Rawon dan gabus pucung hampir sama, tetapi memiliki perbedaan. Rawon kuahnya sama seperti gabus pucung yang berasal dari buah pucung, tapi kuahnya lebih encer dan bahan dasarnya daging. Sedangkan gabus pucung, kuahnya lebih kental dan gurih serta bahan dasarnya ialah ikan gabus,” papar pria berhobi olahraga dan makan itu.
Lebih lanjut Aja Boernama menjelaskan proses pembuatannya. Pertama, ikan gabus itu direndam dengan bahan rempah-rempah seperti jeruk nipis, kunyit, daun sereh, garam dan penyedap rasa. Selanjutnya, ikan gabus itu digoreng kurang lebih 5 menit, lalu saus pucung kita panasin, kemudian ikan diceburkan ke kuah pucung dan digodok kurang lebih 5 menit dengan tujuan agar kuah pucung itu meresap ke daging ikan gabus tersebut. Lalu kita sajikan di mangkuk, tahap terakhirnya ialah pemberian hiasan berupa daun seledri, daun bawang, bawang goreng dan cabai.
Warung Gabus Pucung Vila Betawi buka setiap hari, Senin-Jumat dari pukul 10.00 – 17.00 WIB. Sementara Sabtu-Minggu serta tanggal merah sampai jam 21.00. Untuk harganya, Gabus pucung 35.000 /porsi. Selain itu, juga tersedia makanan khas betawi yang lainnya seperti sayur asem, oseng genjer, karedok, asinan betawi, cah kangkung dan sebagainya. Tempatnya pun kental dengan adat betawi seperti tempat makan ala rumah adat betawi, dan dilengkapi patung ondel-ondel.
Pria yang sejak 1993 berkecimpung di dunia kuliner itu berharap agar dapat membuka cabang di tempat lain. “Sehingga makanan betawi tidak tersingkir, dan dapat dinikmati oleh generasi muda serta bisa diperkenalkan sebagai makanan nasional dan internasional agar tidak punah,” tutupnya kepada Aspirasi.
Reporter : Ardhi Mg. |Editor : Salma