Membongkar Relasi Media dan Kekuasaan

Resensi

Aspirasionline.com – Judul : Media & Kekuasaan : Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto
Penulis : Ishadi SK
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tebal : xxvi + 286 halaman
Terbit : 2014
ISBN : 978-979-709-810-0

Mei 1998, kondisi Indonesia karut marut. Gejolak politik hampir mencapai titik didih, krisis ekonomi semakin parah, ditambah terjadi inflasi pada nilai rupiah. Para mahasiswa pun dengan gencarnya melakukan aksi demonstrasi, bentrokan antara aparat penegak hukum dengan rakyat semakin menjadi-jadi. Provokasi yang terjadi disana-sini tak terhindarkan.

Di tengah hiruk pikuk keinginan rakyat untuk melengserkan Soeharto, sesuatu justru terjadi dalam newsroom di stasiun-stasiun televisi. Periode saat itu, stasiun-stasiun televisi milik keluarga Cendana serta kroni Soeharto lah yang sedang berkuasa. Dominasi kekuasaan yang kuat terlihat dengan pemberitaan yang tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Demikian hingga tak ada celah bagi jurnalis televisi untuk bersikap kritis dan tidak terikat dengan aturan sang pemilik.
Dinamika politik semakin kompleks terjadi. Puncaknya ketika empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas dalam aksi demonstrasi mahasiswa yang semakin marak menentang Presiden Soeharto pada 12 Mei 1998. Di saat itulah stasiun televisi yang awalnya mencoba membela Soeharto lewat kebijakan pemberitaannya, akhirnya memberontak. Hingga para wakil pemilik tidak mampu lagi mengendalikan isi pemberitaan. Dengan kata lain, Soeharto dijatuhkan dengan stasiun televisi yang berada di bawah kendalinya sendiri.

Melalui bukunya ini, Ishadi SK mencoba memaparkan bagaimana kontestasi antara pemilik televisi dengan jurnalis televisi tersebut. Ia meneliti apa yang terjadi di tiga stasiun televisi : RCTI, SCTV, dan Indosiar pada periode awal Mei 1998 hingga presiden Soeharto mengundurkan diri lewat suatu pernyataan di Istana Merdeka.
Penelitian yang dilakukan oleh Ishadi itu berupa menganalisis isi pemberitaan pada stasiun televisi tersebut, dan melakukan wawancara sekitar 50 narasumber, baik pemilik media, CEO, pemimpin redaksi, pewarta, dan lain-lain.

Apa yang menarik dalam buku ini sebenarnya adalah pengungkapan itu sendiri. Bagaimana kemudian Ishadi dan para pembaca dapat mengetahui dinamika dan pergolakan apa yang terjadi di balik newsroom ketiga stasiun televisi tersebut. Sebab bukan rahasia umum lagi bila aktivitas yang dilakukan oleh suatu stasiun televisi biasanya tak ingin terekspos dan enggan untuk diketahui oleh publik.

Penulis : Tri Ditrarini Saraswati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *