Aspirasionline.com – [PRESS RELEASE] Hutan merupakan rumah bagi berbagai keanekaragaman hayati serta salah satu sumber kehidupan terpenting bagi seluruh penghuni bumi. Seperti yang sudah kita pahami, kondisi ekosistem hutan turut mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia, dan juga keseimbangan alam secara keseluruhan.
Tahun 2015 lalu, beberapa wilayah di Indonesia dilanda kebakaran hutan, yang mana salah satunya adalah provinsi Kalimantan Tengah. Kalteng merupakan wilayah kebakaran terparah kedua yakni dengan total 547.000 Hektar setelah Sumatera Selatan menurut Pemerintah Kalteng dan Dishubkominfo.
Kebakaran ini tentu menyebabkan perubahan pada alam seperti penurunan nilai tegakan hutan, musnahnya kehidupan flora dan fauna, rusaknya penataan air alami, serta mewabahnya penyakit.
Selain itu hutan di kalimantan merupakan salah satu paru – paru dunia, hutan gambut berfungsi sebagai penahan karbon yang sangat baik. Karena itulah saat hutan gambut terbakar, gas karbon yang dihasilkan menjadi jauh lebih banyak. Selain dari proses terbakarnya ekosistem hutan di atas tanah, tanah gambut yang terbakar melepas karbon yang tersimpan dalam bermeter – meter kedalaman tanah. Terlepasnya gas rumah kaca tersebut secara langsung berdampak pada perubahan iklim global yang memiliki rentetan dampak panjang bagi bumi dan segala yang hidup di dalamnya.
Berangkat dari fenomena tersebut, pada 24 Oktober 2015, kami mahasiswa tim tanggap darurat, mendatangi dua wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah yang dilanda masalah tersebut, yaitu Penarung Bawah dan Kereng Bengkirai.
Kami mendapati informasi bahwa di dua dari sekian wilayah, dengan luas hutan yang terbakar sekitar 5 hektar, telah mengakibatkan 3 orang warga paruh baya meninggal secara mendadak dalam rentang waktu setengah bulan kebakaran itu terjadi. Hal itu dikarenakan pekatnya asap dan kandungannya yang berbahaya menutupi pemukiman warga yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran.
Tim kami juga menemukan fakta bahwa daerah tersebut belum terjamah bantuan masker atau oksigen. Karena alasan ekonomi, menurut mereka, beras lebih perlu diprioritaskan dibanding masker dan oksigen yang jauh lebih mahal.
Kami, KHATULISTIWA Universitas Paramadina sebagai suatu organisasi Penjelajahan Alam dan Pemerhati Lingkungan, berusaha mengerahkan kepedulian dan aksi nyata masyarakat untuk terkait masalah kebakaran hutan 2015 di Kalimantan Tengah.
Hal itu kami inisiasikan dalam wujud #LAWANASAP Revitalisasi Lahan dan Hutan Palangkaraya pada 24 s.d. 29 Februari 2016.
Kegiatan ini mengupayakan perbaikan ekosistem dengan menanam 4000 bibit pohon (bukan sawit) sebagai target yang akan ditanam di sebagian lahan masyarakat dan hutan adat yang dilanda kebakaran tersebut.
Lokasi pertama di hutan gambut KHDTK (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus) Tumbang Nusa km 27. Bila dari arah Palangkaraya, lokasi tersebut berada di sebelah kanan jalan. Lokasi ke dua di Lereng Selatan Bukit Tangkiling yang menyatu dengan Lereng Bukit Baranahu. Lahan milik BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam).
Kami memiliki alasan tersendiri mengapa lokasi tersebut kami putuskan. Hal yang mendasar ialah karena kedua lokasi tersebut merupakan kawasan yang berada di lahan konservatif sehingga tumbuh kembang bibit diawasi dan dipantau. Lalu bila dari segi akses, lokasi ini tidak terlalu sulit. Hal lainnya juga kami juga bekerja sama dengan KHDTK dan BKSDA sehingga dalam hal penanamannya pun tidak sembarangan dan juga tidak merusak ekosistem sekitar.
Bibit yang akan kami tanam di lahan KHDTK yaitu Sengan (250), Ulin (250), Gaharu (100), Rambutan (100), Trembesi (500), Mahoni (100), Belangiran (100), Bungur (100), Tanjung (100), dan Petai (100). Sedangkan di lahan BKSDA Belangiran (1000), pantungan (800), dan pulai (500). Total semuanya adalah 4000 ribu bibit yang akan kami dan bersama para patner yang turut andil dalam penanaman ini.
Mari kita turut andil dalam menjaga keseimbangan alam! Jangan ragu untuk merawat bumi kita dan selamatkan kehidupan generasi selanjutnya!
Untuk info lebih lanjut, hubungi
Kontak: 081283802648 (Nada)
Mail: khatulistiwa.upm@gmail.com
FB: Khatulistiwa Paramadina
Instagram: @khatulistiwa.upm
LINE@: http://line.me/ti/p/%40ftj7688j