Berkenalan Mikhail Bakunin, Salah Satu Bapak Anarkisme
Pemusnahan Negara Beserta Prinsip Otoritas Kenegaraan
Apirasionline.com – Siapa yang tak kenal dengan Mikhail Bakunin, salah seorang tokoh pemikir dengan gagasan mengenai anarkisme terbaik, yang pernah dunia ini miliki. Negara beserta prinsip otoritas kenegaraan katanya, hanya memperbudak, mengeksploitasi, dan menghancurkan manusia. Kata-kata yang diluncurkan lewat mulutnya dalam pidato Kongres Perhimpunan Perdamaian dan Kebebasan di Bern tahun 1968 kala itu, “saya bukanlah seorang komunis karena komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena komunisme akan mengakibatkan konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan negara- pemusnahan semua prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya ingin membuat manusia bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang selalu memperbudak, mengeksploitasi dan menghancurkan mereka.”
Selain Bakunin, ada pula Proudhon (seorang tokoh yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang anarkis dan pemikir anarkis yang pertama) yang tentunya memiliki perbedaan, sebab Bakunin melegalkan gerakan-gerakan dalam bentuk aksi langsung dari perjuangan kelas buruh. Menurutnya, kekerasan yang bila ditunjukkan kepada negara adalah tindakan yang diperlukan. Dan karenanya, perjuangan kaum anarkis telah berubah menjadi perjuangan yang penuh dengan kekerasan dan pemberontakan.
Sejak remaja Bakunin menyadari bahwa sebuah dunia baru hanya dapat lahir dari seluruh penghancuran dunia yang lama. Tujuannya tak lain ialah pembebasan manusia, dan pembebasan sebenarnya hanya dapat tercapai dengan pemutusan hubungan yang mutlak dengan masa lalu. Bakunin yang lahir di kalangan aristokrasi tanggal 30 Mei 1814 mulai terpengaruh dengan falsafah Hegelian “kiri”, tetapi berlawanan dengan dialektika positif Hegel. Bakunin memandang sisi negatif sebagai kekuatan penggerak sejarah atau konsep negasi revosioner.
Pemikirannya pun semakin berkembang saat Bakunin pindah ke Paris tahun 1844. Pertemuannya dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Marx dan Proudhon serta merta menghasilkan suatu pemikirannya sendiri. Kemudian Bakunin menjadi salah satu penerus Proudhon dalam hal anarkisme dan menentang Marx, yang telah dianggap sebagai gurunya, mengenai konsep “sosialisme otoriter” dan “kediktatoran kaum proletar”. Konsep itu disamakan oleh Bakunin dengan kediktatoran Tsar Nicholas I, dimana terkenal sangat kejam dan menghambat pemikiran liberal.
Bahkan menurut Bakunin, negara tidak diperlukan lagi karena kekuasaan negara hanya akan melanggar hak-hak asasi individu secara bebas. Negara harus digantikan oleh komunitas-komunitas yang bebas dan mandiri secara ekonomi.
Keinginan Bakunin terhadap pergerakan kemerdekaan nasional terutama mengenai pemberontakan secara besar-besaran dan mengarah ke revolusi ditentang keras oleh Marx dan Engels. Tahun 1848 Bakunin diusir oleh pemerintah Perancis akibat pidatonya yang menyerukan kemerdekaan Poland. Kekuatan dan hasratnya membuat Bakunin tertangkap di wilayah Saxon dan dikenai hukuman mati. Bakunin diancam hukuman mati juga akibat ekstradisinya ke Austria. Pemerintah di Rusia saat itu memintanya untuk segeradipulangkan dan di penjara di benteng Peter-Paul tanpa boleh melewati proses pengadilan. Hingga tahun 1861 akhirnya Bakunin dapat melarikan diri.
Bakunin menghabiskan waktunya selama tiga tahun untuk kemerdekaan Poland. Kegagalan dalam pemberontakannya tahun 1863 membuatnya mengarah ke revolusi Internasional, dan pada tahun 1864 Bakunin membentuk sebuah kelompok rahsia Internasional yang bernama Fraternity di Itali.
Hingga pada I juli 1876 tokoh anarkis ini menutup mata di usianya yang ke 62 tahun di Bern, Swiss. Warisan yang ia tinggalkan begitu besar, ide-idenya selama sepuluh tahun terakhir telah tersebar di seluruh Rusia, dan teori-teorinya mengenai revolusi serta anarkisme-kolektivis yang merupakan fondasi dari Anarko-Sindikalisme tidak dilupakan begitu saja, bahkan telah menjadi inspirasi dan pengaruh yang hebat untuk gerakan masyarakat Perancis dan Revolusi Spanyol di tahun 1936.
Penulis : Saras Mg |Editor : Alfian Putra Abdi