Kekerasan Atas Nama Khilafah
Aspirasionline.com – Gerakan ISIS sudah menimbulkan ketakutan bagi dunia karena mengandalkan kekerasan & teror atasnama khilafah Islam. Meskipun penuh dengan kekerasan, namun banyak orang yang terpengaruh dengan iming-iming harta dan surga yang ditawarkan gerakan ISIS ini. Lantas mengapa ada gerakan kekerasan yang mengatasnamakan khilafah Islam?
Dalam perbincangan Agama dan Masyarakat di Radio KBR, Cendikiawan Nadhatul Ulama Andi Baso berpendapat gerakan ISIS yang penuh dengan kekerasan itu merupakan bukan dari budaya agama Islam yang cinta damai, “Ada perilaku orang yang mengklaim sebagai khalifah, Imam Al Ghazali berkata kalau mereka tidak adil dan tidak membawa kebaikan bagi masyarakatnya, orang itu wajib diluruskan atau halal untuk dijatuhkan,” jelasnya. Gelar khilafah atau khalifah yang diberikan kepada pemimpin itu merupakan gelar yang memiliki tanggung jawab besar. Mulai dari membela Islam dan menjaga agamanya hingga mampu membawa keadilan bagi masyarakat pengikutnya. Kata Andi Baso, gelar khalifah ini menanggung beban berat membawa umat ke arah lebih baik, ”
Orang yang menyandang gelar khilafah atau khalifah harus melaksanakan dua kewajiban. Pertama, melaksanakan agama Ahlusunnah Waljamaah dan kedua adalah menjaga kemaslahatan. Kalau pun raja bukan muslim, tetapi bisa menjaga kebaikan dan kemaslahatan. Itu tidak masalah. Lebih baik kafir tetapi memberikan keadilan bagi masyarakat dari pada Islam yang tetapi kurang ajar dan merusak kehidupan,” jelasnya.
Sedangkan, Cendikiawan Muhammadiyah A. Najib Burhani berpendapat, kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang mengklaim khilafah berpanji ISIS tidak menggambarkan budaya islam. Menurut dia, ISIS yang dipimpin oleh Al Baghdadi dan mengklaim khilafah kewilayahan itu cenderung menyamai dengan karakter Taliban , “ISIS itu karakternya dekat dengan Taliban. Mereka banyak melakukan kekerasan kepada perempuan, anak-anak dan warganya. Namun bedanya, mereka tidak memerangi Amerika dan tidak melakukan jihad global,” jelas A. Najib Burhani.
Menurut A. Najib Burhani pemimpin yang tidak memberikan keadilan itu bisa digulingkan atau bisa jatuhkan. Karena menurut dia, jika pemimpin suatu umat atau kelompok yang tidak adil sama dengan kemusyrikan,”Pemimpin yang tidak bisa berlaku adil adalah suatu bentuk kemusyrikan,” kelas Najib.
Gerakan ISIS harus dilawan dan tidak bisa dibiarkan berkembang apalagi dengan mengklaim suatu khilafah yang tidak bisa menjalankan agama dengan baik. Jika melihat sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia melalui 9 wali. Penyebarannya tidak pernah mengumbar kekerasan. Menurut Andi Baso, gerakan penyebaran agama Islam melalui wali songo selalu dimulai dari budaya dan personal kelompok masyarakat. Pendekatan budaya dan personal menjadi kunci utama masuknya agama Islam di Indonesia, “Pendekatan Islam melalui Wali Songo jadi contoh baik melalui pendekatan budaya dan batin. Gerakan Wali Songo itu menjadi contoh bagi negara lain bagaimana penyebaran agama Islam bisa berjalan baik tanpa ada kekerasan,” ungkap Andi Baso.
Andi Baso menegaskan, jika ada kelompok yang maka dan anti NKRI di Indonesia serta melakukan kekerasan apalagi mengatasnamakan agama, itu harus dilawan. Sedangkan Cendikawan Muhammadiyah A. Najib Burhani menegaskan, masyarakat islam yang damai harus berani melaan kekerasan atas nama agama.
Sumber : KBR68H