Cegah Sikap Apatis Mahasiswa Dengan Menonton Film

Berita UPN Kabar Kampus

Aspirasionline.com – Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAIKOM) UPN “Veteran”Jakarta menggelar pemutaran sekaligus bedah film Di Balik Frekuensi pada Sabtu (12/10) siang. Yang bertempat di ruang 101 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Dalam acara tersebut dihadiri oleh sejumlah mahasiswa FISIP dengan kosentrasi jurusan berbeda-beda: Jurnalistik, Advertising, dan Public Relations. Dihadiri juga oleh Ucu Agustin selaku sutradara dan Luviana selaku mantan wartawati MetroTv sekaligus aktris utama dalam film yang menjadi pembicara.

Pemutaran film ini mengupas setidaknya sedikit tentang bagaimana kondisi dunia media Indonesia saat ini. Serta memberi wawasan dari perspektif yang berbeda terhadap dunia pers. “Tidak ditujukan hanya untuk mahasiswa jurnalistik tapi semuanya. Jadi lebih untuk mengenali seperti apa itu media secara mendalam,” ungkap Satria Putra Adi Guna selaku Ketua Pelaksana.

Selain itu, Satria juga mengatakan tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk meningkatkan sikap kritis pada diri mahasiswa agar tidak menjadi pribadi yang apatis terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat. “Jadi kalau ada berita, mahasiswa tidak angguk-angguk saja. Tapi coba lebih dicermati lagi. Ada kepentingan-kepentingan dari pemberitaan yang dibuat oleh media. Terutama oleh orang-orang yang berpolitik,” tegasnya.

Acara yang berlangsung selama kurang lebih empat jam ini dibagi menjadi dua sesi: pemutaran film dan diskusi. Dan selama itu pula, peserta yang hadir cukup kooperatif dan fokus terhadap jalannya acara. “Pesan yang disampaikan oleh film juga masuk sepertinya kepada penonton. Pembicara juga banyak ngomong tentang media. Menurut gua acara ini sukses,” pungkasnya.

Film Di Balik Frekuesnsi adalah sebuah film bergenre feature documentary yang menyoroti konglomerasi media yang mewarnai industri media Indonesia. Yang coba digambarkan melalui dua kasus yang berbeda: Luviana yang dipecat sepihak oleh Metro TV dan kisah Hari Suwandi yang berjuang menuntut keadilan dalam kasus ganti rugi lumpur Lapindo.

 

Alfian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *